22 April 2012

Kondisi Darah Manusia Ketika Berdoa, Sedih, Takut dan Jatuh Cinta

Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar Emotional Freedom Techniques (EFT) untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah manusia pada saat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa. 
Pakar EFT yang bernama Dr. Felicy tersebut mengambil sampel darah seorang pasien bernama Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope” yang dihubungkan dengan monitor komputer. Maka tampaklah perubahan drastis pada darah Rebecca tersebut setiap kali emosinya berubah. 

Berikut ini adalah foto darah seorang Rebecca sebelum dan sesudah melakukan EFT:

Kondisi darah saat sedih:
Rebecca melakukan EFT dengan mengundang emosi “sedih” dengan cara memikirkan saat-saat sedih sampai dia menangis, lalu sang pakar EFT mengambil sampel darahnya.
Kondisi darah saat sedih, sel darah begerak cepat dan berbentuk air mata 

Kondisi darah saat merasakan cinta:
Lalu Rebecca menggunakan EFT untuk mengundang energi “cinta” untuk memasuki tubuh dan darahnya. Dan seketika darahnya kembali normal, dan sel-sel darah bergerak dengan indah dan timbul substansi yang berkilauan dalam cairan darah.
Kondisi darah saat merasakan cinta, sel darah bergerak pelan dan cenderung berkumpul 

Kondisi darah saat merasa takut:
Satu kenyataan menarik pada sampel darah saat “sedih” terjadi perubahan seperti pada sampel darah saat “merasakan cinta”. Jadi walaupun darah itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan pemiliknya.
Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut.
Kondisi darah saat merasa takut, sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat 

Kondisi darah saat berdoa:
Lalu Rebecca mecoba untuk memikirkan “sifat feminine Tuhan”, yang dalam keyakinan agamanya ia sebut “divine mother”, sifat penyayang, penyantun dan pemelihara. Dan memohon kepada-Nya untuk menyalurkan energi feminine itu kedalam tubuh dan darahnya. Saat berdoa tersebut, Rebecca merasakan seperti ini, “saya merasakan gelombang energi yang begitu besarnya menyelimuti diri saya, saya sampai menangis bahagia karenanya” Saat sampel darah Rebecca diambil setelah berdoa dan merasakan pengalaman religius itu, kemudian dilihatkan dibawah mikroskop yang dihubungkan dengan komputer, semua yang hadir dilaboratorium itu seketika terdiam dan terpana karena melihat kondisi darah yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Cairan darahnya sangat cerah, gerakan sel darah sangat tenang seakan bergerak dengan penuh kedamaian, muncul banyak substansi yang berkilauan. Di dalam sel darah terdapat substansi yang bercahaya dan berdenyut seperti denyutan jantung mini. 
Kondisi darah saat berdoa, timbul substansi putih berkilauan, darah bergerak pelan dan sangat teratur 


Luar biasa bukan? Setiap inci dari tubuh kita, bahkan darah pun bisa berubah sesuai dengan emosi kita. 
Jadi, emosi kita mempengaruhi kesehatan kita juga.

07 March 2012

Info Surat Tilang Untuk Pengguna Jalan

Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.

*Polisi : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK ?
*Sopir : Baik Pak ..

*Polisi : Mas tau kesalahannya apa ?
*Sopir : Gak Pak.

*Polisi : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yang memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap.
*Sopir : Pak jangan ditilang deh. Wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana. Kalo ada pasti saya pasang..

*Polisi : Sudah saya tilang saja. Kamu tau gak banyak mobil curian sekarang ?! (dengan nada keras)
*Sopir : (Dengan nada keras juga) Kok gitu! Taksi saya kan ada STNK-nya Pak. Iini kan bukan mobil curian!

*Polisi: Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih keras). Kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH).
*Sopir : Maaf, Pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yang warna BIRU aja..

*Polisi: Hey! (dengan nada tinggi), kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku!
*Sopir: Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku ?

*Polisi: Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo kamu gak mau, ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
*Sopir: Baik Pak, kita ke komandan Bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya, berani betul sopir taksi ini..

*Polisi : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas?
*Sopir : Siapa yang melawan? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak yang gak mau ngasih.

*Polisi : Kamu jangan macam-macam yah. Saya bisa kenakan pasal melawan petugas!

*Sopir: Saya gak melawan? Kenapa Bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja Pak, saya foto bapak aja deh. Kan bapak yang bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

*Polisi : Hey! Kamu bukan wartawan kan? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu).

Kemudian si sopir taksi itu pun mengejar polisi itu dan sudah siap melepaskan shoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi)

*Polisi ke-2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu.
*Sopir : Si Bapak itu yang bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yang menilangnya)

Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi. Ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yang menghalau tadi menghampiri si sopir taksi.

*Polisi ke2 : Mas, mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta)
*Sopir: Gak sama saya Pak. Masih sama temen Bapak tuh (polisi ke-2 memanggil polisi yang menilang)

*Polisi ke-2 : Sini, tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata "Nih kamu bayar sekarang ke BRI ! Lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini. Saya tunggu."
*Sopir : (Yes !!) OK Pak ! Gitu dong, kalo gini dari tadi kan enak.

Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil berkata pada saya, "Pak, maaf kita ke ATM sebentar ya . Mau transfer uang tilang .
Saya berkata : "Ya, silakan."

Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, "Hatiku senang banget Pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu. Untung saya paham macam-macam surat tilang.

Tambahnya : "Pak kalo ditilang kita berhak minta form biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI ! Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum."

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:

Klik Untuk Perbesar Gambar
SLIP MERAH:
Berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itu pun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat.. Disini pun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.



Klik Untuk Perbesar Gambar
SLIP BIRU:
Berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan SIM/STNK kita di Kapolsek terdekat di mana kita ditilang.






Tau tidak? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50 ribu. Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.